Chapter 23: Dramatism
DRAMATISM
Of
Kenneth Burke
Menurut
Kenneth Burke, kata kata merupakan hal terpenting dalam aksi simbolik, dimana
ada aksi simbolik maka akan ada drama. Teori ini berusaha memahami tindakan
kehidupan manusia sebagai drama.
Critic/kritikus
adalah seseorang yang menganalisis mengapa pembicara menggunakan kata
kata/bahasa/gaya tertentu dalam pidatonya.
Dramatism
merupakan sebuah teknik menganalisis bahasa dan pemikiran yang pada dasarnya
adalah mode dari aksi sebagai sarana penyampaian informasi.
Realm of motion
merupakan ruang gerak dimana suatu hal terjadi menurut hukum sebab-akibat tanpa
arti ataupun tujuan
Symbolic action
adalah aksi simbolik dimana kata digunakan sebagai tindakan yang disengaja, memberi
nyawa kepada motif dan tujuannya.
LANGUAGE AS THE GENESIS OF GUILT
Guilt
adalah suatu perasaan bersalah/ perasaan tidak enak atau merasa ada yang salah,
meliputi rasa tertekan, malu, marah, sedih dan lain lain. Disaat kita merasa
dunia tidak seperti yang seharusnya maka kita akan merasa ada sesuatu yang
salah (guilt). Seorang individu cenderung ingin berbicara karena merasa ada
sesuatu yang salah, bahasa adalah alat untuk menyampaikan perasaan tersebut.
THE GUILT-REDEMPTION CYCLE: A
UNIVERSAL MOTIVE FOR RHETORIC
Burke
percaya bahwa komunikasi publik yang dilakukan oleh sang pembicara bertujuan
untuk menebus perasaan salah yang sedang ia alami. Menurutnya, upaya penebusan
rasa bersalah tersebut merupakan dasar utama dari drama yang dilakukan oleh
manusia, meskipun sang pembicara tidak mengetahui dampak dari penebusan yang
akan ia lakukan. Retorika adalah wadah untuk menyalahkan orang lain (kambing
hitam) karena lebih mudah bagi manusia untuk menyalahkan masalah mereka pada
orang lain . Scapegoat/kambing hitam adalah seseorang yang disalahkan. Terdapat
4 tipe pembicara yaitu:
1. evil term: term
yang mengasumsikan pembicara sebagai pihak yang buruk, salah atau jahat
2. God term:
term yang mengasumsikan pembicara sebagai pihak yang baik atau benar
3. Mortification:
pembicara mengakui kesalahan dan meminta maaf
4. Victimage:
menyalahkan orang lain/menjadi korban “play victim”
IDENTIFICATION: WITHOUT IT, THERE
IS NO PERSUASION
“Identification is the common
ground that exist between speaker and the audience” Identification/identifikasi adalah suatu pemahaman bersama antara
pembicara dan pendengarnya. Identifikasi
ini merupakan proses untuk berbagi sebuah persepsi atau simbol untuk
menempatkan diri. Menurut Burke tanpa identifikasi maka tidak aka nada
persuasi, persuasi dapat terjadi jika sang pembicara memiliki kemampuan untuk
mengidentifikasi. Seorang pembicara yang baik mampu menunjukan cosubstantiation kepada
audience/masyarakat. Cosubstantiation adalah
hasrat manusia untuk terhubung dengan manusia lainnya.
THE DRAMATISTIC PENTAD: A LENS FOR
INTERPRETING SYMBOLIC ACTION
Dramatistic Pentad
adalah alat/metode untuk menerapkan dramatisme yang digunakan kritikus untuk
mengetahui motif sang pembicara. Metode digunakan sebagai lensa untuk menganalisis
interaksi simbolik. Lima elemen Dramatistic
Pentad:
1. Act: tindakan
adalah elemen terpenting , tindakan ini menjelaskan hal apa yang terjadi
2. Agent:
orang yang melakukan tindakan tersebut
3. Agency:
prosedur atau bagaimana kah tindakan tersebut dilakukan
4. Scene:
dimana tindakan tersebut terjadi
5. Purpose:
tujuan dari tindakan tersebut
RATIO: THE RELATIVE IMPORTANCE OF
EACH PART OF THE PENTAD
Ratio
adalah kepentingan yang relatif diantara term term dari dramatistic pentad. Dengan menganalisis rasio mana yang terpenting/menonjol, kritikus dapat menemukan elemen mana yang menunjukan petunjuk terbaik
mengenai motif sang pembicara.
Comments
Post a Comment