Posts

Showing posts from June, 2019

Chapter 22: The Rhetoric

THE RHETORIC Of Aristotle Retorika adalah komunikasi dua arah, face to face, satu atau lebih orang (seorang berbicara kepada beberapa orang maupun seorang bicara kepada seorang lain). Tujuannya adalah untuk membantu yang di persuasi  dalam membangun citra tentang masa depan, masa untuk bertindak, yaitu melalui retorika, persuader dan yang dipersuasi saling bekerja sama dalam merumuskan kepercayaan, nilai, pengharapan mereka. Retorika diartikan sebagai seni membangun argumentasi dan seni berbicara “the art of constructing arguments and speech making”. RHETORIC: MAKING PERSUASION PROBABLE Retorika merupakan seni berbicara secara lisan yang dilakukan oleh seseorang kepada sejumlah orang secara langsung atau sedang bertatap muka. Retorika juga diartikan dengan membujuk atau secara persuasi untuk menghasilkan bujukan melalui karakter pembicara orator/pembicara tersebut. Terdapat 3 teknik persuasi yaitu: 1.       Courtroom ( forensic ): pembicaraan digunakan oleh para juri yan

Chapter 23: Dramatism

DRAMATISM Of Kenneth Burke Menurut Kenneth Burke, kata kata merupakan hal terpenting dalam aksi simbolik, dimana ada aksi simbolik maka akan ada drama. Teori ini berusaha memahami tindakan kehidupan manusia sebagai drama. Critic /kritikus adalah seseorang yang menganalisis mengapa pembicara menggunakan kata kata/bahasa/gaya tertentu dalam pidatonya. Dramatism merupakan sebuah teknik menganalisis bahasa dan pemikiran yang pada dasarnya adalah mode dari aksi sebagai sarana penyampaian informasi. Realm of motion merupakan ruang gerak dimana suatu hal terjadi menurut hukum sebab-akibat tanpa arti ataupun tujuan Symbolic action adalah aksi simbolik dimana kata digunakan sebagai tindakan yang disengaja, memberi nyawa kepada motif dan tujuannya. LANGUAGE AS THE GENESIS OF GUILT Guilt adalah suatu perasaan bersalah/ perasaan tidak enak atau merasa ada yang salah, meliputi rasa tertekan, malu, marah, sedih dan lain lain. Disaat kita merasa dunia tidak seperti yang seharus

Chapter 33: Muted Group Theory

MUTED GROUPS THEORY Of Cheris Kramarae Cheris kramarae menyatakan bahwa bahasa dibuat oleh kaum pria. Bahasa dalam suatu budaya tidak memperlakukan setiap orang secara setara. Wanita dan kelompok lain yang tersubordinasi tidak memiliki kebebasan seluas kaum pria dalam mengekspresikan pendapatnya, karena norma norma nya didominasi oleh kaum pria.  Menurut Kramarae pemikiran maupun suara kaum wanita tidak dihitung atau tidak dinilai di masyarakat. Sehingga kaum wanita dianggap menjadi kaum atau kelompok yang terbungkam.  MUTED GROUPS: BLACK HOLES IN SOMEONE ELSE’S UNIVERSE  Muted Groups: orang orang yang berada dalam sebuah kelompok yang tidak berdaya dan harus mengubah bahasa mereka saat berkomunikasi didepan umum, pendapat mereka seringkali diabaikan, contoh nya kaum wanita.  Menurut Edwin Ardener mutedness disebabkan oleh kurangnya kekuasaan (power) yang dimiliki oleh kaum tersebut. Mutedness tidak selalu berarti terdiam, tapi apakah kaum tersebut dapat mengatakan apa y